Dokter paparkan tata laksana penanganan pasien osteoporosis

Dokter paparkan tata laksana penanganan pasien osteoporosis

Osteoporosis merupakan kondisi dimana tulang kehilangan kepadatan dan menjadi rapuh. Kondisi ini membuat tulang lebih rentan terhadap patah tulang, terutama pada usia lanjut. Untuk itu, penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

Dokter spesialis ortopedi, dr. Fitriani, menjelaskan tata laksana penanganan pasien osteoporosis yang perlu diperhatikan. Menurutnya, penanganan osteoporosis terdiri dari beberapa aspek utama, yaitu mengatur pola makan, olahraga, penggunaan obat-obatan, serta pencegahan jatuh.

Pola makan yang sehat dan seimbang sangat penting untuk mempertahankan kesehatan tulang. Pasien osteoporosis disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D, seperti susu, keju, ikan, sayuran berdaun hijau, serta produk susu yang diperkaya kalsium. Selain itu, asupan protein, magnesium, dan vitamin K juga penting untuk menjaga kepadatan tulang.

Olahraga juga memiliki peran yang penting dalam penanganan osteoporosis. Latihan kekuatan dan latihan kardiovaskular dapat membantu memperkuat tulang dan meningkatkan keseimbangan tubuh, sehingga mengurangi risiko terjatuh dan patah tulang.

Selain itu, penggunaan obat-obatan juga dapat membantu mengatasi osteoporosis. Dokter akan meresepkan obat-obatan seperti bisfosfonat, teriparatide, atau denosumab untuk membantu meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang.

Selain itu, pencegahan jatuh juga perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya patah tulang pada pasien osteoporosis. Pasien disarankan untuk selalu menggunakan alat bantu saat berjalan, menjaga kebersihan lingkungan agar tidak licin, serta menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat membuat pusing atau lemas.

Dengan mengikuti tata laksana penanganan osteoporosis yang tepat, pasien dapat mengurangi risiko patah tulang dan meningkatkan kualitas hidupnya. Konsultasikan dengan dokter spesialis ortopedi untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca yang sedang mengalami atau memiliki risiko osteoporosis.