ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurobehavioral yang umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Orang dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam fokus, impulsif, dan hiperaktif. Untuk mengatasi gejala ADHD, dokter biasanya meresepkan obat-obatan stimulan seperti Ritalin, Adderall, atau Concerta.
Namun, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa dosis tinggi obat ADHD dapat meningkatkan risiko terjadinya psikosis pada pasien ADHD. Psikosis adalah kondisi mental yang membuat seseorang kehilangan kontak dengan realitas dan mungkin mengalami halusinasi, delusi, atau gangguan pemikiran.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Psychiatry ini melibatkan lebih dari 23.000 pasien dewasa dengan ADHD yang mendapatkan resep obat stimulan antara tahun 2004 dan 2015. Para peneliti menemukan bahwa pasien yang mengonsumsi dosis tinggi obat ADHD memiliki risiko dua kali lipat mengalami psikosis dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi dosis rendah.
Penelitian ini menegaskan pentingnya pengawasan dan pengendalian dosis obat ADHD yang diberikan kepada pasien, terutama pada pasien dengan riwayat gangguan mental atau keluarga dengan riwayat gangguan mental. Dokter perlu mempertimbangkan risiko psikosis ketika meresepkan obat ADHD kepada pasien, dan pasien perlu memahami pentingnya mengikuti petunjuk penggunaan obat dengan benar.
Selain itu, para peneliti juga menyarankan agar pasien ADHD tetap menjalani terapi kognitif perilaku dan dukungan psikososial sebagai bagian dari perawatan ADHD mereka. Terapi ini dapat membantu pasien mengelola gejala ADHD mereka tanpa harus mengandalkan obat-obatan stimulan dalam jangka panjang.
Dalam hal ini, penting bagi pasien ADHD dan keluarga mereka untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan jiwa untuk mendapatkan perawatan yang sesuai dan mengurangi risiko psikosis yang mungkin terjadi akibat dosis tinggi obat ADHD. Dengan perawatan yang tepat, pasien ADHD dapat tetap menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna tanpa harus mengorbankan kesehatan mental mereka.